Assalamu'alaikum . . Sugeng Rawuh Dateng Blog'e Cah Santri

Islam


Assalamu'alaikum Wr Wb

CIRI - CIRI ORANG YANG MATANG BERAGAMA ISLAM

"Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman,yaitu orang-orang yang khusyu' dalam sembahyangnya, dan orang yang menjauhkan diri dari(perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna dan orang-orang yang
menunaikan zakat, dan orang-orang yang menjaga kemaluannya kecuali terhadap isteri- isteri mereka atau budak yang mereka miliki,maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela.Barangsiapa mencari yang di balik itu, maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas. Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya)dan janjinya, dan orang-orang yang memelihara shalat. Mereka itulah orang-orang yang akan mewarisi."(QS.Al-Mu'minun :1- 10)

Ilmu jiwa agama adalah suatu bidang disiplin ilmu yang berusaha mengeksplorasi perasaan dan pengalaman dalam kehidupan seseorang. Penelitian itu didasarkan atas dua hal yaitu sejauh mana kesadaran beragama (religious counsciousness)dan pengalaman beragama (religious experience). Apabila standar itu kita coba terapkan pada seseorang yang secara spesifik beragama Islam, maka  akan kita lihat beberapa standar diantaranya Al-Qur'an dan As-Sunnah  dan penjelasan para ulama.

AL-QUR'AN
Kriteria yang diberikan oleh Al-Qur'an bagi mereka yang dikategorikan orang yang matang beragama Islam cukup bervariasi. Seperti pada sepuluh ayat pertama pada Surah Al-Mu'minun dan   bagian akhir dari Surah Al-Furqan.
1.       Mereka yang khusyu' shalatnya
2.       Menjauhkan diri dari (perbuatan-perbuatan) tiada   berguna
3.       Menunaikan zakat
4.       Menjaga kemaluannya kecuali kepada isteri-isteri yang sah
5.       Jauh dari perbuatan melampaui batas (zina, homoseksual, dan lain-lain)
6.       Memelihara amanat dan janji yang dipikulnya
7.       Memelihara shalatnya (QS. Al-Mu'minun : 1 - 10)
8.       Merendahkan diri dan bertawadlu'
9.       Menghidupkan malamnya dengan bersujud (Qiyamullail)
10.    Selalu takut dan meminta ampunan agar terjauh dari jahanam 11.Membelanjakan hartanya secara tidak berlebihan dan tidak pula kikir
11.    Tidak menyekutukan allah, tidak membunuh,tidak berzina
12.    Suka bertaubat, tidak memberi persaksian palsu dan jauh dari perbuatan sia-sia, memperhatikan   Al-Qur'an, bersabar, dan mengharap keturunan yang bertaqwa (QS.Al-Furqan : 63 - 67)

AS-SUNNAH

Rasulullah SAW memberikan batas minimal bagi seorang yang disebut muslim yaitu disebut muslim itu apabila muslim-muslim lain merasa aman dari lidah dan tangannya (HR. Muslim).
Sementara ciri-ciri lain disebutkan cukup banyak bagi orang yang meningkatkan kualitas keimanannya. Sehingga tidak jarang Nabi SAW menganjurkan dengan cara peringatan, seperti :
"Barangsiapa beriman kepada Allah dan Rasul-Nya hendaknya dia mencintai saudaranya sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri" (HR. Bukhari). "Tidak beriman seseorang sampai tetangganya merasa aman dari gangguannya" (HR. Bukhari dan Muslim).
"Tidak beriman seseorang kepada Allah sehingga dia lebih mencintai Allah dan Rasul-Nya dari pada kecintaan lainnya..." (HR. Muslim).

Dengan demikian petunjuk-petunjuk itu mengarahkan kepada seseorang yang beragama Islam agar dia menjaga lidah dan tangannya sehingga tidak mengganggu orang lain, demikian juga dia menghormati tetangganya, saudara sesama muslim dan sangat mencintai Allah dan Rasul-Nya.

Ringkas kata, dia berpedoman kepada petunjuk Al-Qur'an dan mengikuti contoh praktek Rasulullah SAW, sehingga dia betul-betul menjaga hubungan "hablumminallah"(hubungan vertikal) dan "habluminannaas" (hubungan horizontal).

Peringatan sahabat Ali r.a. bahwa klimaks orang ciri keagamaannya matang adalah apabila orang tersebut bertaqwa kepada Allah SWT. Dan inti taqwa itu ada empat,menurut Ali r.a.
1.       Mengamalkan isi Al-Qur'an
2.       Mempunyai rasa takut kepada Allah sehingga    berbuat sesuai dengan perintah-Nya dan meninggalkan larangan-Nya.
3.       Merasa puas dengan pemberian atau karunia Allah SWT meskipun terasa sedikit.
4.       Persiapan untuk menjelang kematian dengan meningkatkan kualitas keimanan dan amal shaleh

Sedangkan Ibnul Qoyyim, ulama abad ke 7, menyebutkan 9 kriteria bagi orang yang matang beragama Islamnya.
1.       Dia terbina keimanannya yaitu selalu menjaga fluktualitas keimanannya agar selalu bertambah kualitasnya
2.       Dia terbina ruhiyahnya yaitu menanamkan pada dirinya kebesaran dan keagungan Allah serta segala yang dijanjikan di akherat kelak, sehingga dia menyibukkan  diri untuk meraihnya
3.       Dia terbina pemikirannya sehingga akalnya diarahkan untuk memikirkan ayat-ayat Allah Al-Kauniyah( cipataan-Nya) dan Al-Qur'aniyah (firman-Nya).
4.       Dia terbina perasaannya sehingga segala ungkapan    perasaan ditujukan kepada allah,senang atau benci,   marah atau rela, semuanya karena Allah.
5.       Dia terbina akhlaknya dimana kepribadiannya di   bangun diatas pondasi akhlak mulia sehingga kalau   berbicara dia jujur, bermuka manis, menyantuni yang   tidak mampu, tidak menyakiti orang lain dan   berbagai akhlak mulia.
6.       Dia terbina kemasyarakatannya karena menyadari   sebagai makhluk sosial, dia harus memperhatikan   lingkungannya sehingga dia berperan aktif   mensejahterakan masyarakat baik intelektualitasnya,   ekonominya, kegotong-royongannya, dan lain-lain.
7.       Dia terbina kemauannya sehingga tidak mengumbar   kemauannya ke arah yang distruktif tetapi justru   diarahkan sesuai dengan kehendak Allah. Kemauan   yang mendorongnya selalu beramal shaleh
8.       Dia terbina kesehatan badannya karena itu dia   memberikan hak-hak badan untuk ketaatan kepada Allah    karena Rasulullah SAW bersabda : "Orang mukmin yang   kuat itu lebih baik dan dicintai Allah daripada   mukmin yang lemah" (HR. Ahmad)
9.       Dia terbina nafsu seksualnya yaitu diarahkan kepada    perkawinan yang dihalalkan Allah SWT sehingga dapat   menghasilkan keturunan yang shaleh dan bermanfaat   bagi agama dan negara.

Demikian secara ringkas kami paparkan kriteria ideal untuk mengetahui dan mengukur sejauh mana kematangan beragama Islam seseorang.
Sengaja kami batasi agama Islam karena pembahasan ciri-ciri beragama secara umum terlalu luas. Dan perlu kita ingat dalam kondisi masyarakat yang komplek dengan problematika kehidupannya, maka sungguh orang yang beragamalah yang akan terhindar dari penyakit stress, kata Robert Bowley.

Oleh : Al-Islam - Pusat Informasi dan Komunikasi Islam
Indonesia


_____________________________________

0 komentar:

Posting Komentar